Nenek Berusia 63 Tahun Asal Kota Tegal : Tiga Dekade Setia Menjajakan Jajanan Pasar Tradisional
Nenek Berusia 63 Tahun Asal Kota Tegal
: Tiga Dekade Setia Menjajakan Jajanan Pasar Tradisional
Brebes,- delikjatengnews.com - Di saat kebanyakan orang memilih beristirahat di usia senja, kisah seorang nenek tangguh di Keturenan, Kecamatan Tegal Selatan, menjadi inspirasi. Memasuki usia 63 tahun, beliau masih menunjukkan semangat luar biasa dengan setia menjajakan aneka jajanan pasar tradisional setiap hari.
Dedikasi yang Mengagumkan: 30 Tahun Mengabdi di Pasar
Wanita sepuh ini, yang tinggal di Dusun Katurenan, RT 1, RW 3, telah membuktikan dedikasi yang tak lekang oleh waktu. Dalam sebuah wawancara singkat di tengah kesibukannya melayani pembeli, ia mengungkapkan bahwa aktivitas berdagang ini telah dilakoninya sejak lama.
“Wis, sing gemiyen. Sing gemiyen. Ada 30 tahun enggak? Ada,” tuturnya, membenarkan bahwa ia telah mendedikasikan lebih dari tiga dekade hidupnya untuk berjualan.
Jika usianya kini 63 tahun, ini berarti ia sudah memulai perjuangan dagangnya sejak muda, sekarang usia 60 tahun lebih—sebuah komitmen luar biasa yang patut diacungi jempol.
Menu Andalan dan Rutinitas Keliling
Dengan semangatnya yang tak pernah padam, nenek ini menjajakan menu-menu tradisional khas Indonesia yang menggugah selera. Jajanan yang ia jual dikenal sebagai "telesan gede-gede" atau penganan basah berukuran besar, yang mencakup: Lemet , Lapis , Talam , Jumbika.
Ia melakukan penjualan secara keliling, berkeliling dari satu tempat ke tempat lain untuk mendekatkan dagangannya kepada para pembeli. Ketika ditanya tentang kerelaannya berjualan di usia senja, ia menjawab singkat dengan bahasa Jawa yang halus, “Ibu kersa? Ibu mau? Ibu kersa, Ibu kersa.”
Omset Sederhana, Semangat yang Konsisten
Meskipun perjuangan ini membutuhkan tenaga ekstra, nenek tangguh ini memiliki omset yang konsisten. Ia menyebutkan bahwa hasil dagangannya rata-rata mencapai Rp300.000 per hari.
Di akhir wawancara, ia hanya berucap singkat sembari mengisyaratkan untuk kembali fokus pada dagangannya yang menanti pembeli. “Leren, Mas. Nek kene (di sini), Pak.”
Kisah nenek penjual jajanan pasar di Katurenan ini bukan hanya sekadar catatan harian, melainkan bukti nyata dari semangat juang dan dedikasi pantang menyerah yang harus menjadi inspirasi bagi generasi muda.( tgh )

Comments
Post a Comment